Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Di pengujung perdagangan pekan ini harga emas berhasil mendulang kenaikan tipis. Hal ini membuat harga emas mendekati kenaikan tahunannya untuk pertama kali sejak 2012 silam.
Mengutip Bloomberg, Jumat (30/12) pukul 18.15 WIB harga emas kontrak pengiriman Februari 2017 di Commodity Exchange merangkak naik 0,16% di level US$ 1.159,90 per ons troi dibanding hari sebelumnya.
“Pasar sudah sepi transaksi dan pergerakan harga emas mulai mencari posisi wajarnya. Apalagi pelaku pasar memandang 2017 masih penuh ketidakpastian maka emas sebagai safe haven pamornya naik lagi,” kata David Lennox, Resources Analyst Fat Prophets seperti dikutip dari Bloomberg.
Beberapa hal yang disoroti pasar dalam memandang 2017 nantinya adalah bagaimana realisasi kebijakan dari Donald Trump, Presiden AS yang akan dilantik pada awal tahun. Pasalnya, kebijakan Trump akan menjadi gambaran bagaimana ekonomi AS ke depannya.
Hal tersebut akan berkaitan dengan peluang kenaikan suku bunga The Fed. Pada rapat FOMC beberapa waktu lalu, The Fed optimis akan kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun depan. Itu bisa terwujud jika geliat ekonomi AS membaik dan tentunya itu berkaitan dengan langkah kebijakan yang diambil oleh presiden baru AS.
Dukungan positif lainnya bagi harga emas datang dari laporan kenaikan kepemilikan aset emas di Exchange Traded Funds. Per Kamis (29/12) kemarin, aset di ETF naik 0,45 metrik ton menjadi 1.778,3 ton. Kenaikan ini menghapus koreksi yang sudah terjadi selama 33 hari terakhir atau merupakan penurunan kepemilikan aset terpanjang sejak September 2004 lalu.
Apalagi hingga pukul 18.25 WIB indeks USD masih tergerus 0,45% di level 102,22 dibanding hari sebelumnya. Maka peluang harga emas ditutup menguat di akhir tahun 2016 ini masih terbuka lebar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
