kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,02   6,42   0.65%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emas Antam masih berada pada tren bullish


Minggu, 20 Agustus 2017 / 13:09 WIB
Emas Antam masih berada pada tren bullish


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Harga emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk masih tetap berhasil bertengger di atas level Rp 600.000 per gram. Padahal pada akhir pekan ini emas Antam sempat mengalami sedikit koreksi.  

Sejumlah analis memperkirakan gejolak geopolitik yang tidak menentu masih mampu menjadi sentimen positif yang menjadi penopang penguatan harga emas sebagai lindung nilai atawa safe haven.

Mengutip situs Logammulia.com pada Sabtu (19/8) harga emas batangan terkoreksi Rp 2.000 dari Rp 604.000 per gram menjadi Rp 602.000 per gram. Sedangkan harga jual kembali emas batangan juga mengalami koreksi Rp 2.000 dari Rp 540.000 per gram ke level Rp 538.000 per gram.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan, saat ini pergerakan harga emas batangan sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga di pasar spot. Penguatan harga emas global juga diikuti oleh harga emas batangan. Menurutnya dengan kondisi geopolitik yang tidak menentu seperti sekarang dan ketidakpastian pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pamor emas sebagai aset lindung nilai memang membuatnya semakin melejit.

“Setelah meredanya ketegangan antara Korea Utara dan Amerika Serikat, menghangatnya situasi politik di AS juga telah memberi ketidakpastian akan realisasi agenda ekonomi Presiden Donald Trump,” paparnya.

Belum lama ini politikus partai Republik itu baru saja membubarkan dua dewan penasehat bisnis yang terdiri dari pimpinan perusahan-perusahaan AS papan atas. Pembubaran ini terjadi menyusul pengunduran diri beberapa CEO karena memprotes komentar sang Presiden yang menyalahkan white supremacist terkait kerusuhan di Virginia. Kondisi ini semakin membuat pasar meragukan realisasi agenda ekonomi Trump.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Jumat (18/8) harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange sempat menembus level US$ 1.306,90 per ons troi. Namun pada penutupan perdagangan harga malah terkoreksi 0,06% ke level US$ 1.291,60 per ons troi dibanding hari sebelumnya.

Deddy memperkirakan kalau sampai pekan depan harga emas masih mampu stabil pada kisaran US$ 1.295 per ons troi maka ada peluang emas akan terus melanjutkan penguatan lagi. Tentu saja hal ini juga akan membuat emas turut terkerek naik. Kata dia saat ini pergerakan harga emas batangan lebih dipengaruhi oleh kondisi global dari pada sentimen domestik.

“Kondisi makro ekonomi yang stabil sebenarnya sekarang ini telah menjaga rupiah di kisaran yang aman,” terangnya.

Kalau kondisi geopolitik terus tertekan, ia melihat emas Antam akan mempertahankan posisi di atas level Rp 600.000 per gram. Sampai akhir kuartal III harganya diprediksi berada di rentang Rp 600.000 – Rp 625.000 per gram.

Sedangkan Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures justru menyebut harga emas batangan sangat dipengaruhi oleh valuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Nilai tukar mata uang Garuda cenderung melemah belakangan ini membuat emas Antam semakin menguat. Menurutnya secara jangka panjang valuasi rupiah masih akan tetap menjadi sentimen positif.

“Potensi rupiah cukup panjang karena adanya isu pergantian kabinet. Rupiah akan semakin tertekan dan emas Antam semakin kuat,” ujar Faisyal.

Ia menebak setelah ini harga emas batangan akan bergerak di kisaran Rp 600.000 per gram. Kemudian sampai akhir kuartal III harga emas Antam bisa berada di rentang Rp 580.000 – Rp 600.000 per gram.

Begitu juga untuk harga buyback di kuartal III, kedua analis pun berpandangan ada peluang penguatan harga jual kembali. Deddy menebak harganya akan menguat pada rentang Rp 500.000 Rp 540.000 per gram. Sementara Faisyal memperkirakan harga jual kembali akan menguat di kisaran Rp 520.000 -Rp 570.000 per gram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×