kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ECB mempertahankan stimulus, euro tertekan


Senin, 16 April 2018 / 06:31 WIB
ECB mempertahankan stimulus, euro tertekan
ILUSTRASI. Valuta asing


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan European Central Bank (ECB) tetap mempertahankan stimulus membuat euro tak leluasa bergerak. Ini terlihat dari pergerakan pasangan EUR/GBP yang terkoreksi 0,61% menjadi 0,86615 pada akhir pekan lalu. Sementara EUR/USD berhasil menguat tipis 0,03% ke posisi 1,2331 dan pairing EUR/JPY pun terangkat 0,05% ke level 132,38.

Pergerakan euro yang masih diselimuti sentimen negatif dari hasil pertemuan ECB pekan lalu. Bahkan kini para pejabat ECB cenderung pesimis melihat prospek ekonomi di zona Eropa ke depannya. Anggota ECB Yves Mersch mengatakan, inflasi di kawasan Benua Biru tersebut masih rendah. Alhasil, bank sentral Eropa itu memutuskan untuk memperpanjang kebijakan stimulus moneter.

Belum lagi data ekonomi di beberapa negara utama Eropa masih lesu. Lihat saja neraca perdagangan Jerman bulan Februari yang tercatat surplus € 19,2 miliar. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pasar yang mencapai € 23,1 miliar.

Selain itu, pertumbuhan produksi industri Prancis dan Italia pada Februari di bawah proyeksi. Sebagai gambaran, produksi industri Prancis hanya naik 1,2%, lebih rendah dari prediksi di kisaran 1,5%

Sementara produksi industri Italia justru turun 0,5%. Padahal pasar memperkirakan terjadi kenaikan hingga 1%.

Nasib euro sungguh berbeda dengan poundsterling yang sedang berada di atas angin. Selain mendapat sokongan dari keberhasilan perundingan tahap awal Brexit, mata uang Inggris itu juga diselimuti sentimen positif dari arah kebijakan Bank of England (BoE).

Bank sentral Negeri Ratu Elisabeth tersebut berniat mengerek suku bunga pada bulan Mei mendatang. Ini bakal jadi kenaikan kedua sejak November tahun lalu. “Poundsterling menguat karena pekan depan juga ada negosiasi lanjutan Brexit,” ujar Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures, Jumat (13/4).

Meski belum berlangsung, tetapi pasar berharap perudingan kali ini bisa berhasil mencapai kesepakatan seperti pada Maret lalu. Investor cukup optimis proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa berjalan mulus atau menimbulkan soft Brexit.

Hal tersebut juga membuat Faisyal optimis, pairing EUR/GBP dapat lanjutkan pelemahan di awal pekan ini

Walau euro masih dalam tren pelemahan, ternyata posisinya masih lebih unggul ketimbang dollar Amerika Serikat (AS). The greenback masih diselimuti kekhawatiran serangan rudal pemerintah AS ke Suriah.

Alwy Assegaf, analis
PT Global Kapital Investama Berjangka bilang, isu perang dagang antara AS dengan China serta dan masalah geopolitik ke Suriah terlalu berdampak signifikan pada dollar AS. Terlebih pasar juga mengkhawatirkan konflik Timur Tengah tersebut meluas ke Rusia yang merupakan sekutu utama Suriah.

Untuk pergerakan hari ini, peluang USD untuk membalikkan keadaan masih sulit. Karena efek serangan rudal ke Suriah cukup menekan the greenback. Namun, ada peluang dari data penjualan eceran AS. Sedangkan dari Eropa belum ada data ekonomi penting yang dapat mempengaruhi pergerakan euro.

Sedangkan dari Jepang, pernyataan Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda pekan lalu berimbas negatif pada yen. Kuroda yang kembali menegaskan tetap mempertahankan stimulus hingga target inflasi Jepang mencapai 2% mendapat respon buruk.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures  bilang, yen juga mendapat tekanan dari prospek kenaikan suku bunga acuan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×