kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,56   -6,79   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua bulan, saham TAMU melesat 17 kali lipat


Kamis, 27 Juli 2017 / 08:15 WIB
Dua bulan, saham TAMU melesat 17 kali lipat


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Usia PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru dua bulan. Namun, perusahaan perkapalan ini sudah berhasil mencetak kenaikan harga saham hingga 17 kali lipat.

Sewaktu melantai di bursa saham pada Mei 2017, TAMU menawarkan initial public offering (IPO) seharga Rp 110 per saham. Nah, hingga Rabu (26/7), saham TAMU berhasil terbang 1.609% ke level Rp 1.870 per saham. Bahkan, Selasa (25/7), TAMU mencetak rekor tertinggi di angka Rp 1.885 per saham.

Kenaikan harga saham TAMU memacu niat manajemen perusahaan ini untuk mencari pendanaan baru di pasar modal. "Tapi hal tersebut baru bisa kami lakukan tahun depan," kata Leo A. Tangkilisan, Direktur TAMU, Rabu (26/7).

Perusahaan ini mengaku tertarik mencari modal tambahan lewat obligasi atau obligasi konversi. Untuk itu, TAMU juga sedang memperbaiki kinerja keuangannya. Tahun ini, TAMU menargetkan pendapatan di akhir 2017 bisa mencapai US$ 14,89 juta. Angka ini naik 17% dari realisasi pendapatan TAMU tahun lalu senilai US$ 12,76 juta.

Nah, pada kuartal I-2017, TAMU sudah mencetak pendapatan sebesar US$ 3,7 juta. Selain itu, TAMU berhasil menekan rugi sebelum pajak penghasilan menjadi sebesar US$ 440.724. Pada periode yang sama tahun lalu, rugi sebelum pajak TAMU mencapai US$ 7,34 juta.

Tapi perusahaan mesti waspada lantaran harga minyak dunia masih bergejolak dan cenderung turun. Apalagi, kinerja TAMU sangat bergantung pada harga minyak.

Leo menyatakan, target kinerja tahun ini bisa tercapai jika harga minyak bergerak stabil di kisaran US$ 45-US$ 50 per barel. "Charter rate kami disesuaikan dengan harga minyak. Jika harga minyak memburuk, harga sewa kapal kami pun ikut menyesuaikan dengan harga minyak saat itu," tambah Leo.

Untuk merealisasikan target tersebut, TAMU sedang mengincar tender penyewaan kapal baru dari beberapa perusahaan minyak dan gas. Perusahaan yang bergerak di bisnis penyewaan kapal offshore support vessel (OSV) ini kini tengah menawarkan jasanya ke perusahaan migas nasional dan internasional.

Cenderung fluktuatif

Perusahaan tersebut di antaranya adalah Petronas Carigali, CNOOC, PHE, dan Pertamina EP. TAMU berencana menyewakan dua dari lima armada kapal milik perseroan ini, yang saat ini sedang menganggur.Kencangnya kenaikan saham TAMU membuat Vice President Research Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya enggan merekomendasikan saham TAMU.

Apalagi, sejatinya fundamental TAMU masih belum terlalu menarik. "Saham-saham yang mengalami kenaikan tinggi memiliki potensi risiko yang cukup besar karena pergerakannya yang fluktuatif," ujar dia.

Jika dilihat secara sektoral pun, saham-saham di sektor industri pelayaran tidak terlihat mengalami lonjakan yang terlalu tinggi. "Walau memang kebijakan pemerintah bergerak ke arah maritim, namun saham perusahaan yang bergerak di industri pelayaran belum terlalu merasakan dampaknya," kata William.

Selain itu, bisnis TAMU yang mengincar tender penyewaan kapal dari perusahaan migas juga akan mempengaruhi prospek perusahaan di masa depan. Sebab, menurut William, fluktuasi harga komoditas akan sangat memberikan pengaruh bagi kinerja perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×