kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar AS ikut menyulut saham batubara


Selasa, 10 Oktober 2017 / 08:14 WIB
Dollar AS ikut menyulut saham batubara


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten produsen batubara menjadi pilihan menarik di tengah penguatan dollar Amerika Serikat. Senin (9/10), saham sektor pertambangan tumbuh 0,02%. Secara year to date (ytd), saham sektor ini sudah naik 5,8%. Sedang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 11,67% (ytd).

Analis NH Korindo Sekuritas, Raphon Prima menyatakan, penguatan dollar AS memberikan pengaruh terhadap harga batubara. Misalnya, sentimen dari AS berupa rilis ketenagakerjaan. Negeri uak Sam menaikkan upah sebesar 2,9% yang akhirnya mendorong mata uang AS.

Tidak mengherankan, penguatan dollar AS masih jadi ide utama bagi investor untuk trading saham emiten batubara. Menurut Raphon, sentimen domestik yang masih minim membuat isu global menjadi perhatian investor.

Selain itu, data manufaktur AS yang membaik turut berkontribusi positif terhadap permintaan batubara dari negara maju. "Rilis kinerja kuartal III 2017, mulai pekan ketiga Oktober diperkirakan perlahan mengubah fokus perdagangan saham ke faktor domestik," kata Raphon.

Proyeksi Raphon, saat ini investor banyak memilih fokus ke sektor batubara. Menjelang rilis laporan keuangan emiten, batubara masih menjadi pilihan pelaku pasar. Namun, usai rilis nanti, investor diprediksi akan fokus ke sektor lain. "Saham batubara menarik hingga minggu ketiga bulan ini," imbuh dia.

Sejauh ini, pergerakan harga saham emiten batubara banyak dipengaruhi harga komoditas. Bila komoditas menguat, maka harga saham berpotensi terkerek. "Kinerja saham batubara dipengaruhi psikologi market. Tapi, investor harus melihat realitas kinerja emiten itu," terang Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas.

Realitas yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan mendapatkan kontrak penjualan. Selain itu, jenis kontrak juga harus bisa menguntungkan emiten. Misalnya, penetapan harga batubara untuk periode tertentu, dengan tujuan menjaga stabilitas harga. "Selama ini, kan, harga saham akan menyesuaikan sendiri," ucap Reza.

Dari luar negeri, Reza menambahkan, permintaan batubara global dari Tiongkok dan AS akan memberikan pengaruh. Maklum, China sebagai negara industri yang cukup besar memerlukan volume batubara yang banyak.

Isu suku bunga The Fed juga ada efeknya, tapi secara tidak langsung. Jika The Fed menaikkan suku bunga, pasar valas maupun saham akan tertuju pada komoditas.
Reza merekomendasikan buy ITMG, PTBA, ADRO, dan DOID, dengan target masing-masing Rp 23.250, Rp 13.200, Rp 2.250, dan Rp 1.550 per saham. Sementara Raphon merekomendasikan buy PTBA dan pasang target Rp 16.150 per saham di akhir 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×