kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data ekonomi variatif, pergerakan GBP/JPY masih sideways


Minggu, 11 Maret 2018 / 13:58 WIB
Data ekonomi variatif, pergerakan GBP/JPY masih sideways
ILUSTRASI. Uang Poundsterling Inggris


Reporter: Grace Olivia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang pekan lalu, yen mendapat sentimen positif sebagai mata uang safe haven. Kisruh isu perang dagang global menimbulkan kecemasan dan ketidakstabilan sehingga pelaku pasar beralih pada yen. Pekan ini, seiring meredanya ketegangan soal tarif impor Amerika Serikat (AS), mata uang yen masih berpotensi mengungguli poundsterling.

Analis Monex Investindo, Putu Agus Prasuanmitra, menilai sepanjang pekan lalu pergerakan pasangan mata uang GBP/JPY cenderung sideways. Dari sisi poundsterling, pasar masih menanti perkembangan proses negosiasi Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit. Rencananya, kedua negara akan kembali mengadakan pertemuan pada pertengahan bulan mendatang.

Data ekonomi Inggris juga dirilis variatif. Angka Purchasing Managers Index (PMI) jasa Inggris bulan Februari naik dari 53.0 menjadi 54.5. Namun, indeks produksi manufaktur bulanan tercatat turun menjadi 0,1%, lebih rendah dari perkiraan 0,3%. Sementara, neraca perdagangan Inggris di bulan Januari mengalami pertambahan defisit dari 11,8 miliar poundsterling menjadi 13,6 miliar poundsterling.

Dari sisi yen, Putu berpendapat, pelaku pasar agak merasa kecewa terhadap putusan Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Haruhiko Kuroda untuk mempertahankan kebijakan moneter yang berlaku saat ini. "Pengurangan pembelian obligasi yang dilakukan BoJ di awal tahun sempat membuat pasar berharap akan ada pengetatan moneter," ujar Putu. Maklum, tingkat inflasi tahunan Jepang pada Januari lalu masih pada level 0,9%, sementara target inflasi untuk menaikkan suku bunga adalah 2%.

Putu menilai, pergerakan GBP/JPY masih akan dipengaruhi isu lanjutan dari kebijakan tarif impor baja dan aluminium AS. Presiden Trump telah menandatangani penetapan tarif impor dengan mengecualikan Meksiko dan Kanada, Jumat (9/3). Meski begitu, pasar masih mengantisipasi respon negara-negara lain sehingga potensi perang dagang global belum mereda.

Secara teknikal, Putu menjelaskan saat ini harga GBP/JPY masih berada di bawah garis moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Sementara, indikator MACD bergerak turun ke level negatif 1,3. Ini mengindikasikan poundsterling masih dalam tren bearish. Adapun, indikator RSI dan stochastic masih berada pada level yang belum dapat menentukan arah harga.

Putu merekomendasikan jual pasangan GBP/JPY. Menurutnya, GBP baru akan berpotensi menguat jika menembus level resistance di level 148. Ia memproyeksi, Senin (12/3), pasangan mata uang ini akan bergerak dengan rentang support 146.10 - 145.65 - 145.00 dan resistance 148.00 - 148.60 - 149.15.

Mengutip Bloomberg, Jumat (9/3) lalu, poundsterling ditutup menguat 0,59% terhadap yen di level 147,510.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×