kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana asing yang hengkang dari EM Asia US$ 11 M


Selasa, 22 November 2016 / 14:49 WIB
Dana asing yang hengkang dari EM Asia US$ 11 M


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Dana asing (global funds) melepas kepemilikan saham dan obligasi mereka di emerging market Asia pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS awal November lalu. Tidak tanggung-tanggung, nilainya mencapai US$ 11 miliar.

Kondisi ini dipicu atas ekspektasi market atas kebijakan Trump yang membuat tingkat yield surat utang AS melonjak dan dollar AS mencatatkan reli terbesar dalam delapan tahun terakhir.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, negara yang mengalami capital outflow terbesar antara periode 9 November hingga 18 November adalah India. Baru kemudian disusul Thailand.

Perinciannya:

- India: Penjualan bersih (net sell) asing mencapai US$ 1,5 miliar di pasar obligasi dan US$ 1,4 miliar di pasar saham pada periode 9-17 November
- Thailand: Net sell asing di pasar obligasi mencapai 80,5 miliar baht (US$ 2,3 miliar) dan US$ 534,3 juta di pasar saham pada periode 9-18 November
- Indonesia: Net sell asing di pasar obligasi mencapai Rp 13,9 triliun (US$ 1 miliar) pada periode 9-16 November dan US$ 444,2 juta di pasar saham pada periode 9-18 November
- Korea Selatan: Net sell asing di pasar obligasi mencapai 30 juta won (US$ 25.500) pada periode 9-17 November dan US$ 949,1 juta di pasar saham pada periode 9-18 November
- Filipina: Net sell asing di pasar obligasi mencapai US$ 170,6 juta di pasar saham pada periode 9-18 November dan tidak ada data yang tersedia untuk pasar obligasi
- Taiwan: Net sell asing di pasar obligasi mencapai US$ 2,75 miliar di pasar saham pada periode 9-18 November dan tidak tersedia data untuk pasar obligasi

Hengkangnya dana asing memangkas nilai arus dana asing yang masuk ke India, Indonesia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand menjadi sekitar US$ 55 miliar.

"Arus dana yang keluar dari emerging market kemungkinan akan terus berlanjut sementara waktu. Kemudian, investor akan melihat apakah kemenangan Trump akan menghasilkan sejumlah kebijakan yang sudah dia sebutkan dalam kampanyenya, seperti stimulus fiskal dan kebijakan proteksi atas produk dalam negeri AS. Banyak dari kebijakan ini yang akan membuat dollar AS semakin perkasa dan berdampak negatif terhadap emerging market," papar Masakatsu Fukaya, emerging market trader Mizuho Bank Ltd kepada Bloomberg.

Sekadar informasi, indeks dollar AS mencatatkan kenaikan terbesar sejak 2008 dalam dua pekan terakhir di tengah spekulasi kebijakan yang akan diterapkan Trump akan mendorong kenaikan suku bunga acuan.

Sebaliknya, pasca pemilu AS, won Korea Selatan sudah melemah 3,4%, rupiah Indonesia melemah 2,7%, dan peso Filipina melemah 2,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×