kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CPO dibayangi sentimen negatif


Selasa, 18 Juli 2017 / 14:05 WIB
CPO dibayangi sentimen negatif


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menunjukkan tren pelemahan pada awal pekan ini. Pergerakan harganya banyak dipengaruhi berbagai sentimen negatif, mulai dari ekspektasi kenaikan produksi, koreksi harga minyak mentah hingga penguatan ringgit.

Mengutip Bloomberg, Selasa (18/7) pukul 11.29 WIB, harga CPO di Malaysia Derivative Exchange turun 0,08% ke level RM 2.535. Jika dibandingkan sepekan sebelumnya harganya terkoreksi lebih dalam sekitar 1,2%.

Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, penurunan harga CPO ini terjadi karena meningkatnya ekspektasi pasar mengenai prospek kenaikan produksi. Kondisi cuaca yang membaik diperkirakan mampu meningkatkan pasokan CPO.

“Selain itu yang dapat membebani harga minyak sawit adalah penguatan ringgit,” ungkapnya.

Seperti dikutip dari Bloomberg pukul 13.00 WIB, ringgit Malaysia terpantau berada di level RM 4.2847 per dollar Amerika Serikat. Padahal sehari sebelumnya mata uang negeri jiran itu ditutup pada level RM 4.2880 per dollar AS.

Kondisi ini semakin diperparah dengan jatuhnya harga minyak mentah WTI. Meski sempat melambung, minyak mentah akhirnya terkoreksi karena laporan produksi minyak Libia. Produsen minyak di kawasan Timut Tengah itu dilaporkan produksi minyaknya hampir mencapai 1 juta barel per hari.

Faisyal memperkirakan, potensi perdagangan minyak sawit pada hari ini berada di antara level RM 2.520-RM 2.580. Untuk sisi bawahnya, jika harga menembus ke bawah level RM 2.520, harga berpeluang bergerak lebih rendah lagi menguji support di RM 2.500. Sedangkan, jika menembus atas level RM 2.580, harga berpeluang naik lebih tinggi mengincar resistance di RM 2.605.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×