kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Charoen Pokphand ekspor perdana produk olahan unggas ke Jepang


Jumat, 20 April 2018 / 20:30 WIB
Charoen Pokphand ekspor perdana produk olahan unggas ke Jepang


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk mengekspor perdana produk olahan ayam ke Jepang dan Timor Leste. Ekspor perdana ini diharapkan bisa menjadi pintu masuk untuk mengembangkan ekspor ke negara-negara lain di tahun 2018 dan di masa depan.

Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Thomas Effendy mengatakan ekspor ini dilakukan untuk menjaga agar produksi unggas tetap stabil dan harga tetap terjaga. Menurutnya ekspor ini merupakan kelanjutan ekspor perdana emiten dengan kode saham CPIN ini setelah melakukan ekspor perdana daging olahan ayam Maret 2017 ke Papua Nugini.

"Sekarang kami kembali melepas ekspor perdana makanan berbasis daging ayam ke Jepang dan Timor leste," ujar Thomas, Jumat (20/4).

Menurut Thomas, selain melepas ekspor produk-produk olahan berbasis ayam, pihaknya juga mengekspor pakan ternak. 
Ia mengatakan kualitas pakan ternak yang diproduksi CPIN telah diakui oleh negara lain sehingga layak untuk terus ditingkatkan. 

Sedangkan pada Mei 2018 nanti, CPIN juga akan mengekspor anak ayam usia sehari atawa day old chicken (DOC) dari Kupang, Nusa Tengara Timur (NTT). "Ini merupakan salah satu kebanggan kami juga karena pakan dan DOC produksi CPIN telah digunakan di Timor Leste," tambah Thomas.

Saat ini, CPIN melepas masing-masing 10 ton kontainer ke Timor Leste, satu ton kontainer ke Jepang dan satu ton kontainer ke Papua Nugini. CPIN berharap ekspor ini akan terus berlanjut, dan menjadi pembuka pasar ke negara-negara lain.

"Kalau produk sudah masuk ke Jepang, sudah pasti kita akan mudah masuk ke negara-negera lain, karena Jepang itu dikenal sangat ketat dalam menyeleksi makanan," beber Thomas.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian  I Ketut Diarmita mengatakan ekspor adalah bukti Indonesia bisa ikut bersaing dengan negara lain dalam memproduksi produk peternakan sesuai dengan persyaratan internasional. 

Ia melanjutkan ekspor ini merupakan bukti kalau produk perunggasan di Indonesia telah terbebas dari penyakit dan telah mengantongi sertifikat kompartemen bebas AI berdasarkan kesepakatan OIE (world organization animal health).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×