kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catat return 35%, Narada Kapital bidik pertumbuhan kelolaan 573%


Minggu, 21 Januari 2018 / 14:31 WIB
Catat return 35%, Narada Kapital bidik pertumbuhan kelolaan 573%
ILUSTRASI. Ilustrasi untuk Reksadana


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hanya memiliki satu produk aktif, PT Narada Kapital Indonesia mengantongi kinerja ciamik tahun lalu. Produk reksadana Narada Saham Indonesia mencatatkan kenaikan 35,54% sepanjang tahun lalu.

Jalaludin Miftah, Vice President Marketing Communications Narada Kapital Indonesia menjelaskan, kenaikan return tersebut berkat perubahan manajemen yang baru serta kerja keras dari timnya. "Ketika manajemen baru mengambil alih Narada di awal tahun, posisi return NAV sedang minus dan tim kami harus bekerja keras membangun trust dan menjual produknya," jelas Jalaludin kepada Kontan.co.id, Jumat (19/1).

Pada akhir kuartal I-2017, dana kelolaan manajer investasi ini hanya Rp 8 miliar. Pada Januari ini, asset under management Narada mencapai Rp 297 miliar. Narada membidik return 30% untuk produk reksadana saham ini di tahun 2018.

Tahun ini, Narada membidik dana kelolaan hingga Rp 2 triliun. Dengan posisi dana kelolaan Rp 297 miliar, artinya, Narada membidik pertumbuhan hampir enam kali lipat.

Dari produk lama, yakni Narada Saham, manajer investasi ini membidik dana kelolaan Rp 1 triliun. Sebesar Rp 1 triliun sisanya akan berasal dari produk-produk baru.

Narada tengah menyiapkan sejumlah produk reksadana saham syariah dan pendapatan tetap. Kemungkinan reksadana syariah dan pendapatan tetap ini akan rilis pada semester I tahun ini. Narada pun akan mengaktifkan kembali produk reksadana campuran lama yang kini stagnan.

Ke depan, Narada akan membuka lebih banyak jalur penjualan, terutama melalui kerja sama dengan bank dan portal marketplace reksadana, Bareksa. Asal tahu saja, selama ini penjualan reksadana Narada murni melalui direct selling.

Jalaludin melihat, pasar saham masih berpeluang menawarkan prospek menarik tahun ini. Memang, investor resah dengan pilkada 2018 dan pemilihan presiden 2019. Menghadapai kedua ini, Jalaludin menilai, investor harus terus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak market dari sisi regional maupun global.

Melalui proses pemilihan sahamnya yang berdasar kinerja keuangan dan volatilitas di pasar saham, Jalaludin mengaku tidak memiliki sektoral favorit. "Tahun lalu dikatakan saham perbankan juaranya, tahun ini bisa jadi konstruksi, ritel atau konsumer yang menggerakkan pasar," katanya.

Jalaludin mengatakan, produk reksadana saham Narada yang mencatat return moncer menyaring 200 emiten dengan laporan keuangan terbaik. Dari jumlah itu, Narada memilih 70 saham dengan valuasi yang paling bagus dan terus bergerak. 

Saham-saham yang terus berperforma baik akan dipertahankan hingga target harga sebelum dijual. Sedangkan bagi saham yang stagnan akan ditendang dan diganti dengan saham lain. Dengan demikian, proses pemilihannya menjadi sangat dinamis dan cepat berubah. 

Per Desember 2017 lalu, top lima saham pegangannya adalah BBRI, PTBA, WSKT, TLKM dan UNTR. "Timing membeli dan menjual menjadi kunci kami," papar Jalaludin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×