kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,64   -7,73   -0.78%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buy saham TPIA, ini pertimbangan analis


Jumat, 24 Maret 2017 / 22:44 WIB
Buy saham TPIA, ini pertimbangan analis


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perusahaan petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal perseroan. Di antaranya untuk menambah kapasitas produksi dan diversifikasi portofolio produk.

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Raphon Prima menyatakan kinerja TPIA selama 2016, ditopang oleh dua faktor utama yakni dari internal dan eksternal.Dari internal ditopang selesainya ekspansi pabrik naphtha cracker.

Menurutnya, dalam industri petrokimia, economics of scale sangat penting. Sebab, volume produksi yang tinggi akan membuat perusahaan mampu mendulang profit. "Dengan kondisi pasar petrokimia domestik yang masih kekurangan supply, ekspansi produksi akan cepat mempengaruhi kinerja," terangnya kepada KONTAN, Jumat (24/3).

Dari faktor eksternal, tren harga minyak dunia yang masih rendah membuat biaya raw material juga rendah. Naphtha merupakan bahan raw material dasar di industri petrokimia. Naphtha merupakan hasil penyulingan dari minyak.

Sementara itu, prospek TPIA tergantung ketepatan waktu dalam menyelesaikan banyak rencana ekspansi fasilitas produksi. Katanya, ekspansi-ekspansi ini bertujuan untuk menyambung mata rantai (supply chain) yang sangat variatif di industri petrokimia.

Di hulu, TPIA sudah punya naptha cracker. "Sekarang saatnya menyambungkan mata rantai di produk2 hilirnya, supaya produk TPIA memiliki added value yang tinggi," terangnya.

Raphon merekomendasikan buy dengan target harga di level 27.250. Terutama di tengah sulitnya harga minyak dunia kembali naik, serta minimnya penambahan kapasitas baru oleh perusahaan kimia di Indonesia. Hal ini akan membuat pasar petrokimia Indonesia masih sangat bergantung kepada TPIA.

Dalam catatan KONTAN, pada 2016 TPIA mencetak laba bersih atawa bottom line US$ 300,1 juta. Angka tersebut meningkat tajam, jika dibandingkan dengan angka tahun 2015 yang tercatat US$ 26,3 juta.

Perbandingan kenaikannya US$ 273,8 juta atau sekitar 1.430%. Sementara, top line atau pendapatan TPIA tahun 2016 tercatat US$ 1.930,3 juta, atau naik 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saat ini, TPIA memiliki market cap sebesar 78,39 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×