kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bursa AS akhir pekan kecewa data PDB AS


Sabtu, 29 April 2017 / 08:28 WIB
Bursa AS akhir pekan kecewa data PDB AS


Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia

NEW YORK. Bursa Amerika Serikat menutup perdagangan Jumat (29/4), hari perdagangan terakhir bulan April, dengan pelemahan tipis. Tapi, secara keseluruhan bulan ini, Wall Street mencatat penguatan.

Dow Jones Industrial Average turun 40,82 poin atau 0,19% dan ditutup di 20.940,51. Indeks S&P 500 kehilangan 4,57 poin atau 0,19% menjadi 2.384,2. Sedangkan Nasdaq Composite yang belakangan terus memperbarui rekor, kemarin ditutup turun 1,33 poin atau 0,02% menjadi 6.047,61.

Data Pertumbuhan Ekonomi AS yang di bawah ekspektasi pasar menjadi faktor penurunan bursa kemarin. Produk Domestik Bruto (PDB) AS hanya tumbuh 0,7% pada kuartal pertama 2017, di bawah perkiraan pasar pasar 1,2%. Ini merupakan fase pertumbuhan ekonomi AS paling lemah dalam tiga tahun terakhir.

Di awal tahun, dengan kedatangan Presiden Donald Trump di Gedung Putih, masyarakat dan pemerintah menahan pengeluaran belanja, sedangkan pebisnis menahan diri berinvestasi.

"PDB sedikit terlalu ringan dan menjadi penyebab pelemahan hari ini," kata Gary Bradshaw, Manager Portofolio Hodges Capital Management di Dallas. 

Tapi, secara keseluruhan kinerja Bursa AS keseluruhan tetap kinclong, ditopang laporan keuangan positif korporasi raksasa. 

Sepanjang pekan, Dow Jones naik 1,9%. Indeks S&P 500 menguat 1,5%. Sedangkan Nasdaq meraup 2,3%. Ini merupakan pekan keenam Nasdaq mencetak penguatan mingguan, terpanjang dalam empat tahun terakhir.

Secara bulanan, Dow Jones terapresiasi 1,3% sepanjang April, dan S&P naik 0,9%. Sedangkan Nasdaq melompat 2,3%. 

Kombinasi perolehan laporan keuangan kuartal I emiten dan prospek laba menjadi tenaga pendorong Wall Street sepanjang April. Thomson Reuters memperkirakan, korporasi penghuni S&P 500 akan mencatat pertumbuhan laba 13,6% sepanjang Januari-Maret, terbesar sejak tahun 2011. 

Meski laporan kinerja perusahaan positif, pasar kerap menahan diri melihat dampak kebijakan Trump, termasuk terlibat memanaskan konflik geopolitik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×