kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berlindung di balik Dinar & Dirham


Selasa, 31 Maret 2015 / 07:47 WIB
Berlindung di balik Dinar & Dirham
ILUSTRASI. Karyawan penukaran mata uang asing menunjukan dollar Amerika Serikat di Masayu Agung, Jakarta, Rabu (05/09). KONTAN/Fransiskus Simbolon/05/09/2018


Reporter: Dina Farisah, Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Dinar (koin emas) dan dirham (koin perak) bisa menjadi alternatif investasi yang menarik. Seperti halnya emas batangan, dinar dan dirham bisa menjadi instrumen proteksi.

Sekadar catatan, satu keping dinar memiliki unsur emas 22 karat (91,7%) dengan berat 4,25 gram. Sementara satu keping dirham terdiri atas perak murni seberat 2,97 gram. 

Keunggulan dinar adalah harga  lebih murah dibandingkan emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Mengutip situs www.geraidinar.com, Senin (30/3), harga satu keping dinar sekitar Rp 1.975.530. Sedangkan buyback dinar Rp 1.896.509. 

Sedangkan harga dirham lebih mahal dari harga perak Antam. Sekeping dirham berharga Rp 63.336 dengan harga buyback Rp 60.803.

Sebagai pembanding, harga emas batangan Antam sekitar Rp 548.000 per gram dengan harga buyback Rp 488.000 per gram. Lalu harga perak Antam Rp 11.200 per gram, dengan harga buyback Rp 6.000  per gram.

Di pasar spot, harga emas kemarin berada di level US$ 1.187,90 per ons troi, turun 1,07% dibandingkan Jumat (27/3). Sedangkan harga perak senilai US$ 16,77, turun 1,75% dibanding akhir pekan lalu.

Endy Kurniawan, praktisi dinar dan dirham, menjelaskan, pergerakan harga dua jenis koin ini mengikuti harga internasional emas dan perak. “Pergerakannya real time,” ujar Endy kepada KONTAN, Senin (30/3). 

Pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Janet Yellen juga turut berimbas pada pergerakan harga dinar dan dirham. Faktor lain adalah harga minyak dunia dan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Endy bilang, perbedaan harga spot dengan harga dinar dipengaruhi nilai tukar. Maklum, harga emas di spot berdenominasi dollar AS, sementara dinar perlu dikonversi ke rupiah. Di luar itu, naik dan turunnya harga selalu beriringan.

Risiko tetap ada

Bagi investor yang ingin melakukan diversifikasi portofolio, menurut Endy, dapat masuk ke instrumen dinar maupun dirham kapan saja. Tapi sebaiknya menggunakan dana yang tidak terpakai, minimal untuk satu tahun.

Endy optimistis, tren harga logam mulia masih akan naik didukung oleh situasi geopolitik di Timur Tengah. Risiko tetap ada, yakni risiko tekanan pasar dari kebijakan Bank Sentral AS.

Namun Muhaimin Iqbal, Praktisi Dinar dan Dirham, memandang, dinar cenderung sebagai instrumen proteksi nilai, bukan sebagai instrumen investasi. “Dengan kondisi seperti ini, tinggal ukur saja, lebih percaya emas atau uang kertas,” kata Muhaimin.

Untuk dirham, ia kurang merekomendasikan, mengingat biaya cetaknya besar. “Harga cetak dirham bisa mewakili separuh dari harga,” kata Muhaimin.

Endy memprediksi, harga dinar akhir tahun ini berpeluang naik menuju level Rp 2 juta. Sementara  emas batangan Antam diperkirakan turun menuju Rp 540.000 per gram. Proyeksi harga tersebut dengan asumsi  nilai tukar rupiah melemah hingga ke level Rp 13.500 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×