kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkat S&P, pasar obligasi kian ramai


Jumat, 26 Mei 2017 / 07:53 WIB
Berkat S&P, pasar obligasi kian ramai


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Berkat kenaikan peringkat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat utang internasional Standard & Poors (S&P), penerbitan obligasi korporasi diprediksi akan semakin ramai. Analis memprediksi total penerbitan surat utang korporasi tahun ini akan melebihi realisasi penerbitan tahun lalu.

Merujuk catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 23 Mei 2017, ada dua perusahaan yang tengah bersiap menerbitkan obligasi korporasi. Misalnya PT Oto Multiartha berencana menerbitkan surat utang senilai Rp 1 triliun. Lalu PT Indofood Sukses Makmur Tbk berencana menerbitkan obligasi VIII senilai Rp 2 triliun.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli berpendapat, ramainya penerbitan obligasi korporasi sejalan dengan kenaikan rating Indonesia oleh S&P dan tren surat berharga negara (SBN) yang bullish. Lili mencontohkan, sejak 19 Mei sampai 23 Mei 2017, yield SBN pada seluruh tenor satu tahun dan 30 tahun telah turun 3,49 basis poin (bps).

Yield SBN tenor 5 tahun juga turun 4,96 bps ke level 6,78% dan tenor 10 tahun turun 4,23 bps ke level 7,16%. Tren bullish pada SBN biasanya akan diikuti pula oleh penurunan yield obligasi korporasi, sehingga memicu pasar obligasi korporasi kian semarak, ungkap Lili, Rabu (24/5).

Namun I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securities, melihat, imbas kenaikan rating S&P ke obligasi korporasi tidak akan sebesar imbas ke pasar obligasi pemerintah. Maklum, kepemilikan asing di obligasi korporasi hanya 7%. Padahal yang bisa menurunkan yield dan menaikkan harga secara signifikan adalah investor asing yang ada di dalamnya, ujarnya.

Tapi meskipun tidak berpengaruh signifikan, kenaikan rating dari S&P menjadi investment grade turut mendongkrak citra positif. "Sehingga menambah kepercayaan investor untuk masuk ke instrumen ini," ujar Senior Research & Investment Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo.

Hingga akhir tahun ini, Beben memprediksi, kupon obligasi korporasi tenor satu tahun dengan rating A- sampai AAA sekitar 7%-7,5%. Lalu tenor tiga tahun dengan rating yang sama 7,5%-8% dan tenor lima sekitar 9%.

Sektor pembiayaan

Secara historis, Lili mengatakan tren rendahnya yield obligasi korporasi bisa terjadi enam bulan pasca pengumuman rating. Menurunnya yield obligasi korporasi berarti berkurangnya cost of fund (CoF) yang harus ditanggung emiten dan tentunya akan menarik minat perseroan untuk menerbitkan obligasi, ucap dia.

Data IBPA menunjukkan, penerbitan obligasi korporasi di 2016 mencapai Rp 115,06 triliun. Sedang, penerbitan surat utang korporasi sejak awal tahun ini hingga 23 Mei tercatat Rp 37,27 triliun. Nominal tersebut lebih tinggi ketimbang realisasi di periode yang sama tahun lalu, yang tercatat Rp 27,24 triliun.

Menurut Lili, sektor pembiayaan dan perbankan masih akan mendominasi penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Pada 2016 lalu misalnya, sektor pembiayaan mendominasi 46,38% dan tren tersebut terus berlanjut di sepanjang tahun ini, bahkan melebihi persentasenya hingga 55,76%. Diperkirakan kedua sektor ini akan mendominasi penerbitan obligasi korporasi tahun 2017, kata Lili.

Sementara Made memprediksi total penerbitan obligasi korporasi tahun ini bakal mencapai Rp 120 triliun. Selain didukung oleh euforia kenaikan rating S&P, hal ini juga didukung kinerja perusahaan yang positif. Sektor pembiayaan dan perbankan, menurutnya bakal mendominasi pasar hingga lebih dari 50% dari total penerbitan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×