kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,87   8,42   0.91%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berhati-hati masuk saham Bakrie


Selasa, 25 Oktober 2016 / 19:56 WIB
Berhati-hati masuk saham Bakrie


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Saham-saham Grup Bakrie terlihat melambung dalam beberapa hari belakangan ini. Misalnya saja, saham PT Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS) yang menyentuh level tertingginya Rp 72 per saham pada Selasa (25/10), atau naik 20% dibandingkan hari sebelumnya.

BRMS juga ditransaksikan dengan volume yang besar mencapai 3,15 miliar saham, jauh di atas volume rata-ratanya sekitar 135,8 juta saham.

Induk BRMS, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga menyentuh level tertingginya pada Senin (24/10) di harga Rp 150 per saham. Terhitung, harga saham BUMI sudah naik 94,8% sejak suspensi sahamnya dibuka pada 5 Oktober lalu. Volume perdagangan saham BUMI juga cukup tinggi, mencapai 1,7 miliar saham.

Kenaikan saham BUMI yang cukup liar membuat saham ini masuk dalam radar khusus pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai Unusual Market Activity (UMA) pada 21 Oktober lalu. Setelah masuk UMA, saham BUMI langsung dikenai suspensi pada Selasa (25/10)i.

BEI menilai, penghentian sementara di pasar reguler dan pasar tunai itu dilakukan dalam rangka cooling down. Bursa kembali mengingatkan investor untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham BUMI.

Kenaikan saham ini bermula sejak BUMI merilis laporan keuangan Kuartal I dan Kuartal II 2016. Kerugian BUMI di paruh pertama tahun ini memang menyusut menjadi US$ 11,8 juta dari sebelumnya US$ 566.24 juta. BUMI juga mengaku masih terus berupaya melanjutkan proses restrukturisasi utang.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI dalam jawabannya ke BEI, Selasa (25/10) mengatakan, kenaikan harga saham ini kemungkinan karena pasar batubara yang mulai menggeliat. BUMI juga masih yakin bisa menyelesaikan proses restrukturisasi utang yang tengah berjalan saat ini.

"Selain perihal proses PKPU yang masih berlangsung, perseroan tidak memiliki informasi penting dan material lainnya," ujar Dileep.

Wiliam Suryawijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities mengatakan, kenaikan saham BRMS juga diperkirakan karena mengekor kenaikan saham BUMI. Saham BRMS sempat memanas sejak ada rencana perseroan untuk mendivestasi saham Newmont Nusa Tenggara (NNT) pada akhir Oktober ini.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×