kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BEI kaji pembuatan penny stock


Kamis, 20 Oktober 2016 / 11:49 WIB
BEI kaji pembuatan penny stock


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji pembuatan penny counter yang khusus menangani saham-saham dengan harga di bawah Rp 50 atau penny stock.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan, perlu ada sejumlah aturan turunan yang diberlakukan jika beberapa aturan baru BEI ingin diterapkan. Misalnya penerapan autoreject simetris.

"Kalau tidak begitu, nanti repot. Karena kalau misal saham harganya Rp 5 lalu harganya turun Rp 1 saja kan penurunannya sudah 20%. Itu kan sudah autoreject," kata Hamdi di Gedung Bursa Efek Indonesia (20/10).

Oleh karena itulah Hamdi mengatakan, saham-saham yang harganya di bawah Rp 50 nantinya tidak bisa dijadikan satu papan dengan saham-saham lainnya.

"Nanti mungkin kami akan bikin satu boks sendiri, khusus penny stock. Jadi khusus untuk saham Rp 50 ke bawah kami pisahkan. Fraksinya sendiri, kemudian untuk auto rejection akan kami bikin sendiri," ujarnya.

Selain itu, BEI juga mempertimbangkan untuk mengatur kembali jumlah saham dalam satu lot yang selama ini berjumlah 100 lembar saham. Menurut Hamdi hal itu dilakukan untuk mengantisipasi harga saham 1 lotnya akan terlalu murah.

“Jumlah lotnya bisa juga beda. Misalnya kalau harga saham cuma Rp 5, satu lot paling Rp 500, itu biaya adminnya bisa lebih mahal, jadi memang perlu papan sendiri,” ucap dia.

BEI tidak intervensi pasar

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, perlu ada sejumlah aturan turununan yang diberlakukan jika penghapusan batas bawah harga saham Rp 50 diberlakukan. Pertama, soal fraksi harga dan penyesuaian pada lot saham.

"Kami sedang hitung karena begini. Fraksinya sama tidak? Lalu lotnya berapa? Kalau lotnya 100 sementara harga sahamnya Rp 5, masak 1 lot 500? Ini sedang kami buat simulasinya," jelasnya.

Namun demikian, perubahan-perubahan terkait prinsip BEI untuk tidak mengintervensi pasar tersebut tidak akan terjadi secara instan. Pasalnya masih banyak aturan turunan lainnya yang harus dipikirkan kembali oleh BEI.

"Jadi memang perubahannya tidak akan sederhana. Meski tidak terwujud dalam waktu singkat, intinya prinsipnya kita tidak akan mengintervensi pasar," kata Hamdi.

Pengamat pasar modal Satrio Utomo sepakat dengan hal ini. Menurutnya, setiap setiap orang yang masuk ke pasar modal harus siap ekuitasnya tergerus hingga nol. "Itu sebabnya penghapusan batas bawah harga Rp 50 ini bagus karena mengedukasi investor bahwa berinvestasi haruslah hati-hati. Kalau salah pilih saham ya risikonya duitnya hilang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×