kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batavia LQ45 Plus membidik return 12%-17%


Senin, 22 Januari 2018 / 18:24 WIB
Batavia LQ45 Plus membidik return 12%-17%
ILUSTRASI. Logo Batavia Prosperindo Aset Manajemen


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan namun pasti, reksadana indeks mulai menunjukkan perkembangan dari sisi dana kelolaan maupun kinerja. Produk reksadana indeks besutan Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Batavia LQ45 Plus bahkan mampu menorehkan kinerja melampaui IHSG.

Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Yulius Manto mengatakan, strategi yang diterapkan pada reksadana ini adalah sebisa mungkin mengikuti pembobotan indeks LQ45. Namun, juga terbuka kemungkinan untuk memanfaatkan kelonggaran peraturan pengelolaan seperti yang dimiliki reksadana indeks pada umumnya untuk memperbolehkan deviasi dari indeks acuan.

"Terutama jika terdapat saham-saham yang kurang memiliki basis fundamental yang baik dalam indeks LQ45," kata Yulius, Selasa (16/1).

Sampai dengan akhir Desember 2017, Batavia LQ45 Plus memiliki komposisi pada kelas aset saham sebesar 99,62% dan pada pasar uang sebesar 0,38%. Dengan lima saham penempatan teratas di HM Sampoerna (HMSP), Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dan Unilever Indonesia (UNVR).

Yulius mengatakan, tracking error reksadana ini terhadap indeks acuan diusahakan tidak lebih dari 2%. "Sebisa mungkin mengambil deviasi yang terbatas dari indeks LQ45," papar Yulius.

Berdasarkan fund fact sheet, sepanjang 2017, produk ini membukukan return 21,18%. Sedangkan data Infovesta Utama mencatat, selama satu tahun berjalan atau year on year (yoy) hingga Jumat (19/1), produk ini mencetak return 23,3%. Angka ini sedikit di bawah kinerja indeks LQ45 di periode sama yang sebesar 24,11%.

Namun, performanya lebih unggul dibandingkan IHSG yang berkinerja 22,49% pada periode yang sama.

Yulius berharap reksadana ini memiliki prospek positif mengikuti prospek pasar saham secara umum pada tahun ini. Menurutnya, produk ini bisa berkinerja cemerlang karena mendapat sentimen pendukung seperti prospek pertumbuhan ekonomi global dan domestik yang positif. Selain itu, kebijakan bank sentral global masih dalam kategori relatif dovish dan nilai tukar dollar AS relatif stabil dengan kecenderungan melemah.

Meski optimis, Yulius juga tetap memperhatikan risiko yang mungkin terjadi. Menurutnya faktor geopolitik, kebijakan pemerintah yang tidak populer bagi emiten dan peningkatan inflasi global dan domestik berpeluang mempercepat perubahan sikap bank sentral menjadi lebih hawkish dari yang diprediksi.

Dengan begitu, Yulius memperkirakan tahun ini target imbal hasil reksdana ini bisa sejalan dengan target pertumbuhan laba bersih dari emiten-emiten, yang berada di kisaran 12%-17%.

Per Desember 2017, reksadana ini berhasil mengantongi dana kelolaan sebesar Rp 316 miliar. Yulius menargetkan dana kelolaan reksadana ini bisa bertambah menjadi Rp 600 miliar di akhir tahun ini. Produk ini menetapkan minimal investasi sebesar Rp 1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×