kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Sentral Inggris lebih hawkish, poundsterling ungguli euro


Minggu, 18 Maret 2018 / 16:47 WIB
Bank Sentral Inggris lebih hawkish, poundsterling ungguli euro
ILUSTRASI. Uang poundsterling Inggris - Euro


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat bertenaga di awal bulan, mata uang euro kembali merosot di hadapan poundsterling. Minat pelaku pasar terhadap mata uang sterling bertambah seiring kuatnya sinyal kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) pada Mei mendatang.

Mengutip Bloomberg, Jumat (16/3), pasangan EUR/GBP ditutup turun 0,15% ke level 0,8817.

Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures, menyatakan sepekan ini mata euro memang melemah terhadap mata uang utama lain. Tekanan yang dialami euro berasal dari stagnannya kebijakan moneter dari European Central Bank (ECB).

Rabu pekan lalu, Gubernur ECB Mario Draghi menegaskan dalam pernyataannya bahwa bank sentral belum akan mengubah kebijakan moneter dalam waktu dekat. "Tingkat inflasi yang belum mencapai target 2% menjadi pertimbangan utama meski perekonomian Zona Euro secara fundamental cukup bagus," ujar Andri, Jumat (16/3).

Sementara, spekulasi kenaikan suku bunga acuan di Inggris sudah lebih santer terdengar. Pekan ini, data ekonomi Inggris yang cukup krusial, seperti tingkat inflasi, pasar tenaga kerja, dan penjualan ritel akan dirilis. Jika hasilnya solid, peluang kenaikan tingkat suku bunga Inggris pada Mei mendatang semakin terbuka lebar.

Namun, Andri menambahkan, persoalan Brexit sejatinya masih membayangi mata uang sterling. Pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa pada Rabu hingga Kamis nanti diharapkan memberi kejelasan terkait kebijakan ekonomi untuk Brexit. "Itu sebabnya, secara mingguan pasangan euro dan poundsterling cenderung konsolidasi. Masing-masing tertekan sentimen internalnya sendiri," pungkas Andri.

Meski begitu, Andri menilai, pasangan EUR/GBP cenderung melemah lagi pekan ini. Terutama, jika Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve memutuskan untuk mengerek suku bungan acuannya. Menurut Andri, hal ini akan meningkatkan risk appetite pasar dan membuat mata uang seperti poundsterling lebih menarik ketimbang euro.

Secara teknikal, Andri melihat saat ini harga EUR/GBP masih berada di bawah garis moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Indikator RSI juga berada di area jual di level 41,8 dan stochastic di level 26,3. Adapun, indikator MACD saat ini masih berada di area netral di level 0.

Andri memproyeksi, Senin (19/3), EUR/GBP akan berada di kisaran 0,8795 sampai 0,8832. Ia merekomendasikan sell EUR/GBP dengan prediksi harga pasangan mata uang ini akan bergerak dalam rentang support 0,8831-0,8826 dan resistance 0,8839-0,8842.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×