kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Sektor tambang masih menjanjikan lima tahun ke depan


Senin, 12 Maret 2018 / 22:34 WIB
Analis: Sektor tambang masih menjanjikan lima tahun ke depan
ILUSTRASI. Tambang Batubara


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kontrak pengiriman April 2018 di ICE Futures pada pekan pertama Maret 2018 sempat menyentuh US$ 102,40 per metrik ton. Analis menilai saham sektor pertambangan batubara masih prospektif.

Vice President Research and Analysis Valbury Sekuritas Indonesia, Nico Omer menilai perusahaan-perusahaan sektor komoditas termasuk produsen batubara masih akan menaikkan volume produksi ke depan. Hal ini seiring prospek sektor komoditas yang menurutnya masih menjanjikan hingga lima tahun mendatang.

“Komoditas selalu dibutuhkan. Apalagi dengan banyaknya proyek infrastruktur yang dikerjakan di Asia,” tutur Nico, Senin (12/3).

Khusus batubara, Nico memprediksikan bahwa permintaan batubara masih akan terjaga. Dari domestik, permintaan terbantu rencana pemerintah untuk menambah jumlah pembangkit listrik yang berbasis batubara.

Di luar negeri pun, Nico mencatat permintaan batubara dari China dan India akan tetap tinggi. “Setidaknya untuk 10 tahun ke depan,” ujar Nico.

Analis analis MNC Sekuritas, Sukisnawati Puspitasari mengamini bahwa pemintaan dari China akan meningkat. Hal ini seiring pembatasan kapasitas produksi batubara oleh China pada periode 2016-2020. Ketika suplai dibatasi, permintaan dari China menurutnya tak berkurang. Dus harga batubara bisa naik.

Meski demikian, Sukisnawati memprediksi bahwa kenaikan harga batubara tahun ini tak akan seagresif tahun lalu. Munculnya energi terbarukan sebagai faktor risiko. Belum lagi, dari dalam negeri diberlakukan domestic market obligation (DMO) untuk harga batubara.

Dengan faktor-faktor tersebut, Sukisnawati memasang target optimistis harga batubara di US$ 100 per ton dan target moderat di US$ 85,88 per ton.

Sementara, Nico melihat proyeksi harga batubara berdasarkan pergerakan harga minyak. Jika harga minyak turun ke US$ 42,50 per barel, bisa saja harga batubara turun ke US$ 85 per ton atau bahkan US$ 70 per ton.

Sukisnawati bilang, momentum harga batubara yang sedang tinggi bisa dimanfaatkan emiten untuk memaksimalkan produksi. "Setelah kapasitas produksi sudah maksimum, bisa beralih mencari lahan tambang baru untuk diakuisisi," ujarnya.

Secara umum, baik Nico maupun Sukisnawati sepakat bahwa saham emiten sektor pertambangan khususnya batubara masih menarik untuk dikoleksi.

Outlook pertambanagn batubara di 2018 overweight,” ujar Sukisnawati.

Sukisnawati merekomendasikan beli saham PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan target harga Rp 4.990 di 2018. Selain itu, ia juga rekomendasikan beli saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.760 pada tahun ini.

Berbeda, Nico memilih saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebagai saham pilihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×