kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis rekomendasikan buy BBNI, ini alasannya


Selasa, 09 Mei 2017 / 22:46 WIB
Analis rekomendasikan buy BBNI, ini alasannya


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Bima Setiaji merekomendasikan beli saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Adapun perusahaan sekuritas tersebut menargetkan harga Rp 7.500 per saham.

Sepanjang kuartal I 2017, BBNI membukukan laba hingga Rp 3,25 triliun atau tumbuh sebesar 8,9% secara tahunan. Adapun perolehan laba bersih tersebut sejalan dengan pendapatan bunga bersih emiten yang naik 12,3% menjadi Rp 7,76 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 6,91 triliun.

Bima Setiaji dalam riset tersebut menulis, pertumbuhan kredit menjadi sumber pendapatan bunga bersih emiten. BBNI mencatatkan penyaluran kredit yang tumbuh 21% secara tahunan menjadi Rp 379,16 triliun sepanjang 1Q 2017. "Sektor infrastruktur menjadi penopang pertumbuhan kredit," tulis Bima dalam risetnya yang dikutip Selasa (9/5).

Dia merinci, beberapa proyek infrastruktur berkontribusi dalam pertumbuhan kredit bank pelat merah ini. Proyek tersebut di antaranya proyek jalan tol yang menyumbang 25% dari total kredit infrastruktur, disusul oleh proyek pembangkit listrik yang menyumbang 22%, dan telekomunikasi serta migas yang masing-masing menyumbang 13% dari total kredit infrastruktur.

Ke depan, Bima memprediksikan BBNI akan mendorong penyaluran kredit ke sektor ekonomi yang lebih prospektif, seperti infrastruktur telekomunikasi, konstruksi, manufaktur, pertanian, serta energi dan kelistrikan.

BBNI pun akan mendorong pembiayaan UMKM melalui ekspansi Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Kami memperkirakan bahwa pada 2017, pertumbuhan penyaluran kredit BBNI terjaga di level 15% hingga 17%," tulis Bima dalam risetnya.

Kendati begitu, ekspansi kredit yang dilakukan oleh BBNI juga memperketat likuiditasnya. Per 1Q 2017, rasio likuiditas emiten meningkat dari level 88,7% ke level 89,5%. "Kenaikan itu dikarenakan penyaluran kredit yang agresif lebih tinggi dari kemampuan BBNI mengumpulkan dana," kata Bima.

Upaya BBNI untuk menggenjot dana pihak ketiga (DPK) melalui pengembangan digitalisasi, menurut Bima bakal menekan biaya operasional perusahaan hingga di bawah 70% sampai akhir tahun 2017.

Adapun, target harga tersebut, tulis Bima, mencerminkan PBV sebesar 1,4X berdasarkan estimasi hingga akhir tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×