kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,87   8,42   0.91%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Kenaikan porsi tantiem BNI masih wajar


Rabu, 14 Maret 2018 / 18:29 WIB
Analis: Kenaikan porsi tantiem BNI masih wajar
ILUSTRASI. BNI


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan periode 2017 sudah tutup buku. Saatnya bagi-bagi bonus sebagai penghargaan atas kinerja yang tercapai.

Bicara soal bonus, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terbilang paling royal. Porsi keuntungan perusahaan untuk manajemen kunci atawa tantiemnya naik paling tinggi. Kenaikannya mencapai 53% menjadi Rp 187,49 miliar dari sebelumnya Rp 122,74 miliar.

Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest mengatakan, pembagian tantiem perbankan secara umum mengacu pada kualitas rasio kecukupan modal, angka kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL), serta rasio biaya pencadangannya. Selama hasilnya bagus, tak masalah ada kenaikan tantiem.

Target pertumbuhan laba BBNI 2017 sedikit melesat dari target. Tapi, BBNI mampu menjaga rasio NPL. "Jadi, kenaikan 53% masih realistis meski cukup tinggi juga dibanding bank BUKU IV lainnya," ujar Aditya kepada Kontan.co.id, baru-baru ini.

Catatan saja, NPL BBNI tahun 2017 turun jadi 2,3% dari sebelumnya 3% pada periode 2016. NPL BMRI juga turun, namun angkanya masih lebih tinggi dibanding BBNI. NPL BMRI turun menjadi 3,46% dari sebelumnya 4%.

Jadi, wajar jika tantiem BMRI mengecil, meski laba bersihnya naik. "Karena kesehatan perusahaan yang dilihat pertama kali," imbuh Aditya.

Tantiem perbankan kapitalisasi besar padatahun ini diperkirakan masih akan meningkat. Hal ini tak lepas dari prospek bisnis perbankan tahun ini. Aditya melihat, BBCA, BBNI, dan BBTN menjadi yang paling prospektif. Indikator dari kualitas aset dan rasio kecukupan modalnya bagus.

"Sehingga pertumbuhan tantiemnya bisa stabil," ujarnya.

Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia sependapat. Prospek perbankan tahun ini masih menarik. Kredit infrastruktur memang masih mendominasi. Tapi, ingat, harga komoditas lebih tinggi dibanding tahun lalu.

"Sehingga NPL tahun ini terutama di sektor komoditas akan lebih terkontrol," ujarnya.

Jika bicara kredit infrastruktur, BBNI, BBRI dan BMRI cukup menarik. "Pertumbuhan kreditnya bisa tumbuh double digit," imbuh Frederik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×