kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis : Kalau mau aman, emiten pertambangan paling stabil


Jumat, 06 Juli 2018 / 19:49 WIB
Analis : Kalau mau aman, emiten pertambangan paling stabil
ILUSTRASI. IHSG Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan evaluasi rutin tahunan atas Klasifikasi Industri Emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat 13 perusahaan mengalami perubahan klasifikasi industri. Perpindahan sektor tersebut, mulai berlaku sejak 2 Juli 2018.

Berdasarkan data BEI, perpindahan terbanyak terjadi pada sektor saham perdagangan besar dan pertambangan. Emiten yang beralih ke sektor perdagangan besar diantaranya HADE, SUGI dan ZBRA. Sedangkan untuk sektor pertambangan ada INDY, SIAP dan TRAM.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, perpindahan terbanyak ke sektor pertambangan dan perdagangan besar. Dibandingkan sektor perdagangan besar, sektor pertambangan memiliki prospek yang lebih bagus ke depan.

"Sektor pertambangan, pergerakannya cenderung lebih stabil. Kalau mau main aman, lebih baik di sektor pertambangan saja," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (6/7).

Menurutnya, kinerja sektor pertambangan sampai saat ini cukup baik. Ini didukung oleh kenaikan harga komoditas.

"Sektor pertambangan juga tidak terkena dampak dari penurunan indeks, jadi tidak mengalami downtrend seperti sektor lainnya," jelasnya.

Dengan begitu, bagi emiten yang beralih ke sektor pertambangan diperkirakan kondisinya akan cenderung stabil dan menarik untuk dicermati. 

Dari ketiga saham yang beralih ke sektor pertambangan, Nafan menyebut INDY lebih menarik dibandingkan saham lainnya.

"INDY lebih prospektif ke depan, apalagi target harga 3.500 sudah tercapai. Untuk target barunya di 3.600 dan 3.800 secara bertahap," ungkapnya.

Peningkatan harga saham INDY ke depan, didukung stabilitas sektor yang cenderung stabil. Untuk level support, dalam jangka menengah dan panjang, diperkirakan berada di kisaran 3.300.

Selain itu, dari sisi kapitalisasi posisi INDY cukup baik, dengan market cap mencapai Rp 18,34 triliun. "Jadi bisa buy on weakness," ujarnya.

Meskipun INDY merupakan anggota dari saham LQ45 dan jadi saham paling prospektif, namun kemampuan INDY belum cukup kuat untuk menggoyang atau mempengaruhi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×