kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Isu stimulus BOJ bayangi yen


Selasa, 08 Agustus 2017 / 19:57 WIB
Analis: Isu stimulus BOJ bayangi yen


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perekonomian Jepang mengalami goncangan kecil seiring komentar mantan wakil gubernur Bank of Japan (BOJ) mengenai program stimulus yang dijalankan oleh gubernur saat ini. Pasalnya, bila Jepang mengurangi obligasinya, maka yen dapat menguat.

Kazumasa Iwata, mantan wakil gubernur BOJ sekaligus calon kandidat utama yang akan menggantikan gubernur saat ini, Haruhiko Kuroda meyakini program stimulus yang dijalankan bank sentral jepang memberatkan perekonomian negara.

Analis PT Global Kapital Investama Berjangka Alwi Assegaf melihat Iwata meyakini memiliki strategi menghilangkan deflasi Jepang yang berkepanjangan.

"Menurut Iwata, BOJ seharusnya memperlambat pembelian surat utang yang saat ini berada di kisaran 40 triliun yen setara dengan US$ 362 miliar," jelas Alwi kepada KONTAN, Selasa (8/8).

Saat ini BOJ memiliki kebijakan pembelian surat hutang sebesar 80 triliun yen per tahun dengan suku bunga rendah. Maka bila kebijakan bergeser nilai tukar mata uang yen terhadap dollar dapat menguat.

Negara lain yang telah menjanjikan kebijakan tapering alias pengurangan stimulus adalah Uni Eropa dimana gubernur Mario Draghi Bank Sentral Eropa menjanjikan menggelar rapat pada akhir September untuk membahas kemungkinan menjalankan kebijakan tersebut.

Hal tersebut mengindikasikan kejelasan moneter yang mendorong sentimen positif pada ekonomi dan politik kawasan Eropa.

"Saat ECB mulai terlihat akan tapering, di Jepang masih mengeluarkan kebijakan kelonggaran yang lama," jelas Analis SoeGee Futures Nizar Hilmi.

Ketimpangan kebijakan antara ECB dengan BOJ ini yang menyebabkan valuasi yen rendah dibanding euro. Maka bila Jepang memperbaiki sikap moneternya, bisa jadi menguatkan nilai mata uangnya.

Sedangkan dalam jangka pendek, menurut Astronacci International Anthonius Edyson, keluarnya Jepang program stimulus memiliki potensi terhadap pelemahan yen.

Rencana mereka untuk melonggarkan kuantitatif dengan cara memundurkan tengat waktu untuk target inflasi menjadi dampak negatif yen. "Untuk beberapa waktu ke depan, yen masih akan melemah," jelas Edyson.

Pelemahan ini akan terus terlihat terutama di hadapan kinerja Inggris yang mencatatkan angka indeks manufaktur pembelian yang bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×