kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: BEI masih sulit kejar India


Kamis, 13 Juli 2017 / 21:39 WIB
Analis: BEI masih sulit kejar India


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pasar modal India yang melaju pesat selama setahun terakhir membuatnya menarik perhatian investor dari seluruh penjuru dunia. Pertumbuhannya yang besar ini pun membuat para pelaku pasar modal Negeri Bollywood ini yakin market cap mereka bisa tumbuh hingga US$ 4 triliun dalam lima hingga tujuh tahun ke depan.

Menurut data Bloomberg, hingga saat ini market cap pasar modal India sudah mencapai angka US$ 2 triliun. Pertumbuhan kapitalisasi pasarnya yang mencapai 29,4% year-to-date (ytd) membuatnya jadi pasar modal keempat dengan kapitalisasi pasar terbesar di Asia Pasifik.

Tak hanya pertumbuhan market cap saja yang fantastis, pertumbuhan indeks bursanya pun luar biasa. Indeks Bombay Stock Exchange alias BSE telah tumbuh 20,32% sejak awal tahun. Tak berbeda jauh dengan pertumbuhan market cap..

Di sisi lain, pertumbuhan market cap Bursa Efek Indonesia alias Indonesia Stock Exchange (IDX) juga naik signifikan, yaitu sebesar 17% pada tahun ini. Meski begitu, analis menilai Indonesia masih sangat jauh jika ingin mengejar ketertinggalannya dari India.

"Sulit untuk mengejar kapitalisasi pasar India. Total market cap kita saat ini hanya 1/4 dari total market cap India," kata Pengamat Pasar Modal, Teguh Hidayat.

Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kalah jauh dengan India. Perusahaan pun masih sedikit sehingga membuat market cap IDX juga jadi tidak sebesar BSE.

Selain itu, variatifnya perusahaan yang mendominasi perdagangan di pasar India turut memegang peranan dalam memperbesar jumlah kapitalisasi pasar modal nasional negara ini. Berbagai perusahaan dari berbagai industri membuat investor jadi punya banyak pilihan yang lebih lengkap dibanding pasar modal Indonesia.

Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter menambahkan, agar Indonesia lebih fokus untuk mengejar Singapura ketimbang India. Besarnya market cap Indonesia yang hanya selisih 30% dibanding Singapura membuat IDX lebih memungkinkan membalap SGX untuk urusan kapitalisasi pasar.

Ke depan, Jhon tak menampik pasar modal India bisa mengalahkan pasar modal Jepang yang saat ini jadi pasar modal terbesar di kawasan Asia Pasifik. "Bisa saja di masa depan, pasar modal India dan China jadi nomor satu dan dua di Asia Pasifik," ujar Jhon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×