kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Banyak tantangan saham konstruksi BUMN


Kamis, 07 Desember 2017 / 23:15 WIB
Analis: Banyak tantangan saham konstruksi BUMN


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten konstruksi pelat merah hari ini, Kamis (7/12) kompak menguat. Namun, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi jika ingin saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) terus menguat.

Sejatinya, fundamental keempat emiten tersebut masih solid. Kondisi keuangan keempatnya masih cukup sehat untuk mencari pendanaan eksternal. Sehingga, kondisi harga sahamnya saat ini tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani mengatakan, WSKT memiliki harga wajar Rp 2.510 per saham. ADHI punya harga wajar Rp 2.150 per saham. Sedangkan harga wajar PTPP dan WIKA masing-masing Rp 3.300 per saham dan Rp 2.370 per saham.

Namun, pasar sudah terlanjur panik soal cashflow keempat emiten pelat merah tersebut. Bahkan, tak sedikit yang mengkhawatirkan proyek-proyek yang tengah dikerjakan keempatnya akan terhenti karena masalah pendanaan.

"Kalau dihentikan ditengah jalan, menurut kami tidak. Pasalnya, proyek-proyek infrastruktur juga menyangkut bekal politik pemerintah saat ini untuk kembali maju pada pilpres 2019," jelas Riska, Kamis (7/12).

Meski demikian, kenaikan hari ini bukan berarti sinyal kuat bagi keempat saham tersebut untuk kembali pada tren bullish hingga menuju pada harga wajarnya kembali.

"Setidaknya butuh satu hari lagi untuk mengkonfirmasi tren bullish," kata Riska.

Franky Rivan, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan, masih ada sejumlah hal yang juga menjadi tantangan jika ingin harga saham konstruksi kembali menuju tren bullish. Untuk tahun depan, pemerintah tampaknya masih akan memberikan tekanan pada keempatnya.

Senada dengan Riska, hal tersebut dilakukan karena merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan popularitas.

Selain itu, arus kas masuk yang cukup besar dari pembayaran proyek turnkey tahun depan hanya akan sedikit. Berarti, jika proyek
yang baru ditender juga merupakan proyek turnkey. Kondisi buku kontraktor saat ini
cukup mendesak untuk divestasi anak perusahaan. "Namun kondisi saat ini cukup menantang karena kami melihat bahwa pasar sedang kurang tertarik terhadap divestasi
tersebut," tulis Franky dalam riset 4 Desember.

Ia menambahkan, satu hal yang juga menjadi tantangan, yakni jelang pemilu. Secara historis, harga saham kontraktor hampir tidak pernah bullish selama tahun pra-pemilu.

Atas dasar tersebut, Franky menurunkan rekomendasi sektor konstruksi menjadi underweight dari sebelumnya netral. Ia menrurnkan rekomendasi saham WIKA, PTPP dan WSKT dari sebelumnya buy dan trading buy menjadi hold. Taret harganya masing-masing Rp 1.980, Rp 2.810, dan Rp 2,390 per saham.

Hanya saham ADHI yang rekomendasinya tidak berubah, masih hold dengan target Rp 2.170 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×