kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Aturan DMO batubara, Bukit Asam terimbas paling kecil


Rabu, 14 Februari 2018 / 21:55 WIB
Analis: Aturan DMO batubara, Bukit Asam terimbas paling kecil
ILUSTRASI. PT Bukit Asam Tbk


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID -

Batas Harga Batubara Lokal Jadi Sentimen Negatif untuk Emiten Batubara

JAKARTA. Lantaran ingin menjaga tarif listrik tetap stabil, pemerintah bersiap mengeluarkan aturan yang membatasi harga jual batubara untuk kepentingan pasar lokal atau domestic market obligation (DMO). Hal ini dipandang analis bisa jadi sentimen negatif bagi emiten batubara.

Melalui SK Menteri ESDM yang rencananya akan diterbitkan Kamis (15/2), pemerintah menetapkan batas bawah dan batas atas harga batubara untuk kepentingan pasar dalam negeri. PLN yang terlibat dalam pembuatan aturan ini mengusulkan batas bawah berada di level US$ 60 per ton dan batas atas di level US$ 70 per ton.

Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, pembatasan harga ini bisa memberikan sentimen negatif tambahan bagi emiten batubara. "Terutama bagi emiten yang punya penetrasi DMO besar," ungkapnya, Rabu (14/2).

Merujuk data produksi tahun 2016, penetrasi DMO PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencapai 19,66% dari total produksinya. Jumlah ini lebih besar lagi bagi PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di mana DMO mencapai 24,84% dari total produksi tahun 2016.

Hal ini tentu akan berdampak cukup signifikan terhadap kinerja para emiten batubara. Pembatasan ini tentu akan memangkas pendapatan dari penjualan lokal.

Walau begitu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dianggap akan merasakan dampak paling kecil jika aturan ini diterapkan. Hal ini dikarenakan rendahnya DMO perusahaan yang hanya 12,64% dari total produksi pada 2016 lalu.

Tak hanya aturan batasan harga DMO saja yang jadi sentimen negatif untuk sektor batubara. Permendag No. 82/2017 yang mewajibkan ekspor batubara menggunakan kapal berbendera Indonesia juga jadi sentimen negatif tambahan untuk emiten di sektor ini.

Dari global, sentimen negatif juga membayangi emiten batubara. Berakhirnya musim dingin di China berpotensi menyebabkan harga batubara turun jelang kuartal kedua tahun ini. "Potensi penurunan permintaan dari China semakin mengancam prospek emiten batubara di tahun ini," kata William.

Namun, ditengah sentimen negatif yang menerpa emiten batubara, masih ada saham dari sektor ini yang menarik. Menurut William, saham PTBA masih menarik karena memiliki pertumbuhan penjualan yang cukup signifikan. Ia merekomendasikan buy saham PTBA dengan target harga Rp 3.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×