kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

All time high, pilih saham sejenis valuasi rendah


Kamis, 26 Oktober 2017 / 21:29 WIB
All time high, pilih saham sejenis valuasi rendah


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham mengekor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah pada Rabu (25/10). Setidaknya, enam saham berhasil mencapai harga all-time high.

Keenam saham tersebut adalah Saham PT United Tractor Tbk (UNTR), PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), dan PT H M Sampoerna Tbk (HMSP).

Analis Koneksi Kapital Alfred Nainggolan masih melihat adanya potensi kenaikan harga bagi beberapa saham. Meski demikian, ia  menyarankan investor untuk memilih saham sejenis yang punya valuasi lebih rendah.

Menurutnya, saham BBCA masih memiliki potensi kenaikan harga. Meski begitu, ia melihat valuasi saham ini sudah terlalu tinggi sehingga menyarankan investor untuk masuk ke saham bank lain yang memiliki valuasi lebih rendah.

"Lebih baik masuk ke saham bank yang valuasinya masih rendah tapi punya kinerja yang bagus seperti saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)," paparnya.

Price to book value (PBV) emiten bank ini sudah mencapai angka 3,7 kali. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang PBV BMRI yang masih berada di angka 2,21x dan BBNI di angka 1,5x.

Tak hanya BBCA yang memiliki valuasi tinggi. Saham HMSP pun terlihat memiliki valuasi tinggi ketimbang saham lain dari sektor yang sama, seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Saham BMRI yang menyentuh rekor tertinggi di Rp 4.020 memiliki PER sebesar 35 kali. Walau harga sahamnya lebih rendah dari pada saham GGRM yang bertengger di level Rp Rp 64.675, valuasi saham ini masih jauh lebih rendah ketimbang HMSP.

Di sisi lain, Alfred tak melihat adanya potensi kenaikan saham INTP. "Kenaikan harga INTP yang signifikan hingga 10% cenderung terbatas karena valuasinya tinggi sehingga membuat potensi upsize terbatas," paparnya.

Begitu pula saham UNTR. Meski kenaikan harganya tak sesignifikan INTP, namun kecenderungan kenaikannya juga terbatas. Oleh karena itu, Alfred merekomendasikan hold saham UNTR di level Rp 36.200.

Rekomendasi hold juga diberikan Alfred untuk saham HMSP dengan target harga Rp 4.270 dan saham BBCA di target harga Rp 19.890. Sedangkan untuk saham INTP, ia merekomendasikan sell dengan target harga Rp 18.390.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×