kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi Kideco, trading buy INDY


Selasa, 26 September 2017 / 10:53 WIB
Akuisisi Kideco, trading buy INDY


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - PT Indika Energy Tbk (INDY) memperbesar porsi kepemilikan saham di PT Kideco Jaya Agung. Melalui anak usahanya, PT Indika Inti Corpindo, INDY menandatangani perjanjian pembelian saham secara terpisah dengan Samtan Co Ltd dan PT Muji Inti Utama.

Reza Priyambada Analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan penambahan saham INDY terhadap Kideco merupakan langkah yang baik. Penambahan kepemilikan ini dapat memberikan nilai tambah INDY sebagai kontraktor tambang. Hal tersebut seiring meningkatnya kebutuhan akan pasokan batubara untuk industri dan pembangkit listrik. "Ini akan menambah hasil dari diversifikasi usaha," terang Reza dalam keterangan tertulis, Selasa (26/9).

Kideco merupakan produsen batubara terbesar ketiga di Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Timur, dengan luas konsesi sebesar 50.921 ha. Kideco memiliki lima wilayah konsesi, dengan cadangan batubara potensial dan terbukti mencapai 422 juta ton serta total sumber daya mencapai 1,37 miliar ton.

Saat ini, Kideco memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 55 juta ton per tahun. Tahun lalu, Kideco baru memproduksi 32,1 juta ton. Dengan adanya akuisisi INDY tersebut maka diharapkan juga dapat menambah nilai bagi Kideco. "Terutama dalam penyediaan barubara dan perolehan kontrak permintaan batubara oleh pihak lainnya melalui INDY," ujarnya.

Di semester I 2017, INDY membukukan pertumbuhan pendapatan 27% menjadi US$ 453,03 juta. INDY mencatat bagian laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas sebesar US$ 73,26 juta yang naik 179% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba ini membuat INDY mampu keluar dari kerugian. INDY mencetak laba bersih US$ 51,22 juta dari sebelumnya merugi US$ 22,36 juta. "Kenaikan pendapatan tersebut tidak terlepas dari usaha INDY di sepanjang semester I 2017 yang memperoleh kontrak total Rp 2,04 triliun," terang Reza.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, salah satu kontrak yang didapat berasal dari PT Maruwai Coal melalui anak usaha INDY, Petrosea. Kontrak yang ditandatangani pada 16 Juni lalu itu berisi perjanjian pengerjaan jalan, jembatan, dan earthworks construction.

Perjanjian kontrak memiliki durasi selama dua tahun. Petrosea juga memperoleh kontrak dari BP Berau Ltd untuk Petrosea Offshore Supply Base (POSB) di Sorong, Papua. Nilai kontraknya sebesar Rp 734 miliar dan memiliki durasi 8 tahun hingga Agustus 2025.

Reza menargetkan harga INDY pada Rp 2.800 yang mencerminkan P/E 10,68 kali. Saat ini, INDY ditransaksikan di kisaran Rp 1.960-Rp 2.150. "Trading buy selama bertahan di atas Rp 1.970 dengan support Rp 1.950-1.970 dan resistance Rp 2.090-Rp 2.150. Waspadai aksi profit taking lanjutan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×