kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ABM Investama terus membidik tambang baru


Jumat, 13 Juli 2018 / 10:47 WIB
ABM Investama terus membidik tambang baru
ILUSTRASI. ABM Investama ABMM


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cita-cita tentu boleh setinggi langit, tapi implementasinya belum tentu bisa mulus. Meski mengaku siap pendanaan, hingga kini upaya PT ABM Investama Tbk mencari lokasi tambang batubara baru belum kesampaian.

Padahal, ABM Investama memiliki daftar yang berisi titik-titik potensial lokasi tambang batubara. Kabar terbaru, mereka telah mengebor sebuah lokasi di wilayah Kalimantan. "Hasilnya, reserved (cadangan batubara) di sana tidak cukup, tidak ekonomis, maka kami pull out," ungkap Adrian Erlangga, Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk, Kamis (12/7).

ABM Investama bertekad mencari cadangan batubara sekitar 25 juta ton hingga 100 juta ton. Perusahaan berkode saham ABMM di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut juga mensyaratkan jenis batubara berkalori di atas 4.000 kilo kalori (kkal).

Selain perkara mencari cadangan dan jenis kalori yang sesuai, manajemen ABM Investama mengaku proses eskplorasi semakin tidak mudah di tengah tren harga batubara yang cenderung bullish. Oleh karena itu, ABMM memproyeksikan akuisisi tambang batubara kemungkinan baru akan terealisasi pada kuartal keempat tahun ini.

Terlepas dari kendala di lapangan, ABM Investama tak mengkhawatirkan masalah pendanaan. Sebab, ada dua perbankan yang siap mengucurkan pinjaman. "Bank lebih suka memberikan dana untuk perusahaan yang memiliki proyek jangka panjang, tidak hanya sekadar untuk membeli kemudian dijual kembali," terang Andi Djajanegara, Direktur Utama PT ABM Investama Tbk, dalam kesempatan yang sama.

Menurut catatan KONTAN, ABM Investama menyiapkan dana US$ 500 juta untuk mengakuisisi tambang batubara. Dua perbankan masing-masing siap memberikan pinjaman US$ 200 juta dan US$ 150 juta. Sedangkan kebutuhan US$ 150 juta akan mereka penuhi dari kas internal.

Mengintip laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan ABM Investama yakni periode 31 Maret 2018, ada kas dan setara kas sebesar US$ 114,83 juta. Dana lancar tersebut menyusut 18,38% dalam periode year to date (ytd) atau dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang tercatat US$ 140,69 juta.

Integrasi bisnis

Sambil mengawal rencana mencari sumber produksi baru, manajemen ABM Investama mengejar pendapatan US$ 800 juta tahun ini. Sebagai perbandingan, tahun lalu ABMM mencatatkan pendapatan bersih US$ 690,73 juta.

Sementara target produksi batubara tahun ini mencapai 10 juta ton, atau 2 juta ton lebih banyak daripada realisasi produksi tahun lalu. ABM Investama akan mendorong dua tambang batubara agar masing-masing memproduksi 5 juta ton. Mereka menghitung, produksi 5 juta ton batubara bisa mendatangkan earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi sebesar US$ 108 juta.

Supaya rencana bisnis lebih solid, ABM Investama melakukan integrasi tujuh entitas anak. Target mereka adalah memperkuat rantai pasokan batubara dan meningkatkan efisiensi biaya.

ABM Investama mengklaim telah merasakan hasil dari integrasi bisnis itu. Hal itu terutama terlihat pada kinerja  PT Tunas Inti Abadi di Kalimantan. "Dengan sistem, proses bisnis dan SDM yang mumpuni, kami yakin menghadirkan kinerja positif," kata Adrian.

Selain upaya internal, ABM Investama mengandalkan situasi pasar. Mereka meyakini tren kenaikan harga batubara masih akan berlanjut hingga tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×